Ingen oplysninger
🕗 åbningstider
Mandag | ⚠ | |||||
Tirsdag | ⚠ | |||||
Onsdag | ⚠ | |||||
Torsdag | ⚠ | |||||
Fredag | ⚠ | |||||
Lørdag | ⚠ | |||||
Søndag | ⚠ |
8, Jalan Gading Raya 1, 13230, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ID Indonesia
kontakter telefon: +62 21 47885377
Større kort og retningerLatitude: -6.2053562, Longitude: 106.8805938
Afifah Mega Putri
::👍👍👍👍👍
tanya SangKholis
::Guru Hadi, atau K.H. Abdul Hadi bin K.H. Ismail, masih keturunan ke-10 Sultan Maulana Syarif Hasanuddin dari Banten. Dia lahir di Gang Kelor, Kelurahan Jawa, Manggarai, pada tahun 1331 H/ 1912 M. Ia temasuk salah satu murid Guru Marzuki Muara. Selain itu ia juga belajar kepada Guru Mahmud Menteng, Guru Pekojan, Mu’alim Shodri Pisangan Baru, dan ulama besar lainnya. Di mata murid-muridnya, ada tiga sifat utama yang dimiliki Guru Hadi, Pertama, Hubbul ilmi, yaitu cinta ilmu dari kecil hingga tua. Kedua, tawadhu’, merendah kepada setiap orang, lebih khusus kepada dzurriyah Nabi Muhammad SAW. Ketiga, istiqamah, yaitu terus berkesinambungan di jalan dakwah dengan belajar dan mengajar. Hal ini terbukti, selian aktif mengajar, hingga masa tuanya, Guru hadi tetap aktif menuntut ilmu kepada para ulama di zamannya. Ia tidak pernah absen untuk datang ke majelis Habib Ali Kwitang, selain juga mengaji kepada Habib Ali Bungur, Habib Abdullah Asy-Syami, dan Al-Walid habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf, hinga akhir hayatnya. Ulama yang tawadhu dan suri tauladan dalam keistiqamahan ini wafat pada 1988 dan dimakamkan di belakang Masjid Jami’ Al-Akhyar, Pisangan.