brak informacji
🕗 godziny otwarcia
Poniedziałek | ⚠ | |||||
Wtorek | ⚠ | |||||
Środa | ⚠ | |||||
Czwartek | ⚠ | |||||
Piątek | ⚠ | |||||
Sobota | ⚠ | |||||
Niedziela | ⚠ |
RT.4/RW.2, Tebet Tim., Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12820, Indonesia
kontakt telefon: +62
większa mapa i wskazówkiLatitude: -6.2273813, Longitude: 106.8541291
Aulia Angelina AnissaFitri
::Cocok untuk tmpat jogging maupun latihan olahraga sperti volly, basket dan bulutangkis.
dwe yanto
::Ada sop enak
Muhammad Sandy Elbia Official
::Bagus buat olahraga
Abdul Latif
::Tmpt olah raga
Muhammad Yusuf
::Tolak RPTRA Kenapa menolak RPTRA ? Alasannya... 1. Salah prosedural dr awal pengusulannya dr oknum RW 02. 2. Banyak Peraturan yg dilanggar. 3. Warga RW. 02 Menjadi tamu d rumah sendiri krna pengelola TIDAK berasal dr warga RW. 02. 4. Tingkat keamanan yg kurang memadai. 5. Resapan air menjadi berkurang krna akan d bangun gedung baru dan pohon akan d tebang. .........Bnyak lg alasan lainnya, knapa menolak RPTRA d Lapangan Mandala RW 02. TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menilai program ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) kemungkinan tidak akan berlanjut jika nanti Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sebab program itu tidak bisa menjadi solusi pengendalian banjir. "RPTRA itu kan peninggalan Ahok (Gubernur Basuki Tjahaja Purnama), jadi kalau gubernur baru (Anies Baswedan) sudah menjabat, kemungkinan program itu akan dihilangkan," kata Nirwono Joga dalam acara peringatan Hari Pusaka Dunia di Jakarta, Sabtu, 22 April 2017. Menurut Nirwono, program ruang terbuka hijau (RTH) jauh lebih baik untuk pengendalian banjir. Jadi kemungkinan Anies bakal memilih itu ketimbang melanjutkan program RPTRA. "RPTRA itu kan pendekatannya sosial, sedangkan RTH itu pendekatannya lebih kepada pengendalian banjir, jadi lebih urgen yang mana?" kata Nirwono. Selain itu, kata Nirwono, RTH bisa memiliki fungsi yang sama dengan RPTRA. Hanya saja RTH menyasar ke banyak golongan masyarakat. "Kalau RPTRA itu kan targetnya ibu-ibu dan anak-anak, beda dengan RTH yang mengusung konsep taman. Sehingga semua bisa memanfaatkannya," kata Nirwono. Pemerintah DKI Jakarta sendiri berasalan bahwa RPTRA ditujukan untuk memberi ruang terbuka bagi publik di kawasan padat penduduk. Namun Nirwono menilai fungsi tersebut juga tetap ada jika pemerintah lebih memilih untuk membangun RTH. "Di taman pun masyarakat kan tetap bisa melakukan aktivitas publik," ucapnya. Nirwono juga mengkritik kurangnya perhatian pemerintah DKI Jakarta selama ini terhadap pemberdayaan RTH dan taman di Jakarta. "Pemerintah tidak mendorong masyarakat untuk memanfaatkan taman secara maksimal," ucapnya.