abierto
🕗 horarios
Lunes | cerrado | |||||
Martes | - | |||||
Miércoles | - | |||||
Jueves | - | |||||
Viernes | - | |||||
Sábado | - | |||||
Domingo | - |
Jalan Kramat Raya No.106, Kwitang, Senen, RT.2/RW.9, Kwitang, Senen, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10420, Indonezja
contactos teléfono: +62 21 3103217
sitio web: www.museumsumpahpemuda.com
mapa e indicacionesLatitude: -6.183718, Longitude: 106.843109
Aola Romadhona
::Tempat yg penting untuk dikunjungi. Menyajikan peristiwa sejarah dalam bentuk diorama yang ditampilkan dengan menarik. Ada juga tim edukasi yang ramah menemani dan menjelaskan dengan baik. Hanya tempatnya kecil, jadi jika hendak datang ke Museum, perlu mata yang jeli biar ketemu.
Edith Budianto
::Tempat yang menarik utk mengenal sejarah bangsa. Museum ini kecil tapi ditata cukup apik. Ruangan sdh ada AC jadi terasa nyaman. Koleksi tidak terlalu banyak tp papan informasi sangat lengkap menerangkan sejarah pergerakan pemuda Indonesia. Koleksi yg paling menarik adalah biola W.R Supratman dan piringan hitam pertama yg merekam lagu Indonesia Raya. Tiket masuk 2000rp jg dikasih brosur. Kedatangan kali ini dpt buku ttg Muhammad Yamin.
M.I. Budianto
::Tempat yang sangat tepat untuk belajar sejarah perjuangan Indonesia. Terletak di tepi jalan Kramat Raya, museum ini memang tidak besar. Koleksinya memang tidak banyak. Namun gedung museum ini sangat berperan dalam sejarah terbentuknya Indonesia, di mana di sinilah dilakukan Kongres Pemuda ke 2, 28 Oktober 1928. Di sinilah juga pertama kali lagu kebangsaan Indonesia Raya diperdengarkan. Biola yang digunakan oleh W.R. Supratman untuk memainkan Indonesia Raya masih dapat kita lihat di museum ini.
Ariestya Handhika
::Museum yg harus dikunjungi oleh orang-orang yg merasa dirinya adalah Rakyat Indonesia, karena di Museum ini banyak memberikan info tentang cikal bakal Kemerdekaan negara tercinta kita ini. Di satu bagian museum ini menjadi favorit untuk saya, yaitu bagian tentang Lagu Kemerdekaan Indonesia Raya. Pada umumnya semua hanya mengetahui lagu Indonesia Raya itu cuma satu stanza dan tiga stanza saja. Padahal sebenarnya dari versi tiga stanza ada lagi dua versi stanza yg memiliki lirik berbeda. Versi tersebut di nyanyikan pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Yg lebih istimewa dan pastinya belum banyak di ketahui adalah Lagu Indonesia Raya direkam dalam dua versi yaitu versi original dengan biola yg dinyanyikan oleh WR Soepratman sendiri dan versi Keroncong (sangat disayangkan tidak/belum bisa diperdengarkan disini karena Museum sedang direnovasi). Sebagai bukti sejarah terdapat piringan hitam asli dan biola WR Soepratman asli ditampilkan disini. Di Museum ini juga menjadi perdana Lagu Indonesia Raya dikumandangkan oleh WR Soepratman. Bangga jg sudah bisa hadir di Museum ini walaupun dalam tahun yg berbeda. Kekurangan dari Museum ini hanya tempat parkir yg belum memadai saja menurut saya.
Yunita Anggraini
::Selain membahas mengenai peristiwa Sumpah Pemuda, terdapat hal lain yang dibahas dalam suatu sisi ruangan museum, yaitu mengenai fragmen penting yang tercecer dari sejarah lagu kebangsaan Indonesia, biografi WR Supratman, sampai dengan koleksi biola milik WR Supratman. Ternyata, usut punya usut biola yang dipajang di dalam koleksi museum ini pernah digunakan untuk menciptakan lagu Indonesia Raya, dan biola tersebut juga digunakan untuk mengumandangkan lagu Indonesia Raya di depan peserta Kongres Pemuda II di Gedung Kramat 106 pada 28 Oktober, yang kini menjadi Museum Sumpah Pemuda. Mungkin juga tidak banyak orang yang tahu dan jarang sekali tertulis pada buku sejarah semasa sekolah, bahwa dalam penyusunan teks lagu Indonesia Raya ini terjadi beberapa kali revisi sebelum seperti sekarang ini, dan juga sebelumnya terdapat perbedaan tempo dalam menyanyikan lagu tersebut. Secara keseluruhan, museum ini sudah bagus dalam menjelaskan perjalanan sejarah secara diakronis atau dari urutan peristiwa, dan setiap ruang memiliki topik yang berbeda-beda, tetapi kembali lagi pada tetap beruntun sesuai jalannya waktu cerita masa silam. Perjalanan saya menjelajahi dan mengamati setiap ruangan Museum Sumpah Pemuda ini berakhir pada suatu ruang dimana terdapat berbagai kata-kata mutiara atau pesan perjuangan dari para tokoh-tokoh yang pernah berjuang bagi bangsa Indonesia. Kemudian, saya tidak langsung beranjak pulang, tetapi kembali masuk ke dalam dan menuju pintu belakang dari museum ini untuk bersantai di halaman belakang.